Jumat, 02 September 2016

Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami

Berikut ini Lirik Sholawat berjudul "Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami" disertai tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya. Jika terdapat kejanggalan, kekeliruan atau terdapat sholawat yang belum termuat, maka kami minta saran dan pembenaran agar blog ini lebih lengkap dan sempurna. Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien Yaa Robbal Aalamien...


أمن تذکر جيران بذی سلم
Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
 

أمن تذکر جيران بذی سلم

مزجت دمعا جری من مقلة بد
م
Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami
Mazajta dam’ân jarô min muqlatin bidami

Apakah karena teringat tatangga yang tinggal di “Dzi Salam”. Sehingga engkau cucurkan airmata bercampur darah yang mengalir dari matamu

ام هبت الريح من تلقاء گاظمة

وأومض البرق فی الظلماء من إضم
Am habbatir-rîhu min tilqô-i kâdhimatin
Wa awmadlol barqu fîdh-dholmâ-i min idlomi

Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah “Kazhimah”. Atau karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari Gunung “Idham”

فما لعينيك إن قلت اکففا همتا

وما لقلبك إن قلت استفق يهم
Famâ li’ainaika in qulta-kfufâ hamatâ
Wa mâ liqolbika in qulta-stafiq yahimi

Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan: “Tahanlah.. jangan menangis”. Dan mengapa hatimu tetap resah dan gelisah padahal telah engkau katakan kepadanya: “Tenanglah.. jangan gelisah”

أيحسب الصب أن الحب منگتم

ما بين منسجم منه ومضطرم
Ayahsabush-shobbu annal hubba munkatimun
Mâ baina munsajimin minhu wa mudlthorimi

Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran airmata & kegelisahan jiwa?

لولا الهوی لم ترق دمعا علی طلل

ولا أرقت لذکر البان والعلم
Laulâl hawâ lam turiq dam’ân ‘alâ tholalin
Wa lâ uriqta lidzikril bâni wal ‘alami

Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran airmata diatas kesan-kesan kampung kekasih. Dan tidaklah engkau dapat tidur karena terkenangkan pohon “Al-Baan” dan Gunung “Al-‘Alam”

فگيف تنکر حبا بعدما شهدت

به عليك عدول الدمع والسقم
Fakaifa tunkiru hubbân ba’da mâ syahidat
Bihî ‘alaika ‘udûlud-dam’i wassaqomi

Maka bagaimana hendak disembunyikan cinta kasih itu setelah menaikan saksi (menyatakan kasih).
Dengan kasih diatas semua itu oleh saksi saksi yang adil ialah air mata dan badan yang menderita menanggung rindu.


واثبت الوجد خطی عبرة وضنی

مثل البهار علی خديك والعنم
Wa atsbatal wajdu khoththô ‘abrotin wa dlonâ
Mitslal bahâri ‘alâ khoddaika wal ‘anami

Dan rindumu sudah tak dapat disembunyikan lagi, bila telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran airmata. Laksana ranting “Anam” yang bercucuran dua dan bila tubuhmu kurus karena gelisah

نعم سری طيف من أهوی فأرقنی

والحب يعترض اللذات بالألم
Na’am sarô thoifu man ahwâ fa-arroqonî
Wal hubbu ya’taridlul-ladzdzâti bil alami

Na’am, dikeheningan malam khayalanku jauh melayang kepada kekasih, sehingga ingin tidur pun susah;
Begitulah sebenarnya cinta apabila telah bertapak didalam hati, ia akan menukarkan segala kelezatan menjadi derita

يالائمی فی الهوی العذري معذرة

منی إليك ولو أنصفت لم تلم
Yâ lâ-imî fîl hawâl ‘udzriyyi ma’dzirotan
Minnî ilaika walau anshofta lam talumi

Wahai orang yang mencelaku, tentang cintaku. Sepatutnya orang yang dimabuk cinta ini dimaafkan saja atas keterlanjurannya;
Seandainya engkau menyadari tentang derita orang yang bercinta sudah pasti engkau tidak akan mencelanya


عدتك حالي لا سری بمستتر

عن الوشاة ولا دائي بمنحسم
‘Adatka hâliya lâ sirrî bimustatirin
‘anil wusyâti walâ dâ-î bimunhasimi

Sebenarnya keadaanku jelas dihadapanmu dan sudah tidak ada satu rahasia pun yang masih tersembunyi;
Dari mata orang orang yang mencelaku, sebagaimana derita cintaku tidak pernah berkurang


محضتنی النصح لکن لست اسمعه

إن المحب عن العذال فی صمم
Mahhadltanîn-nush-ha lâkin lastu asma’uhû
Innal muhibba ‘anil ‘udzdzâli fî shomami

Engkau bersungguh-sungguh memberikan nasihat kepadaku, namun aku aku masih tidak mau mendengarnya, begitulah orang yang dimabuk cinta sudah menjadi tuli dari celaan

إنی اتهمت نصيح الشيب فی عذلی

والشيب ابعد فی نصح عن التهم
Innî ttahamtu nashîhasy-syaibi fî ‘adzalî
Wasysyaibu ab’adu fî nush-hin ‘anit-tuhami

Aku masih curiga terhadap nasihat uban yang putih di kepalaku; padahal kedatangan uban itu sepatutnya sudah tidak perlu dicurigai

فإن امارتی بالسوء مااتعظت

من جهلها بنذير الشيب والهرم
Fa-Inna ammârotî bissû-i mâtta’adhot
Min jahlihâ binadzîrisy-syaibi wal haromi

Sesungguhnya nafsu amarah yang bertapak di lubuk hatiku masih belum mau menerima nasihat; karena bodohnya terhadap nasihat yang dibawa oleh uban dan ketuaan

ولا اعدت من الفعل الجميل قری

ضيف الم برأسی غير محتشم
Walâ a’addat minal fi’lil jamîli qirô
Dloifin alamma biro,sî ghoiro muhtasyimi

Kelihatannya, diriku masih belum mempersiapkan apa apa (amal sholeh) untuk merayakan tetamu (uban); Yang telah lama bertapak dikepalaku dan tampaknya tetamu itu sudah tidak mau beredar dari situ

لو کنت اعلم انی ما اوقره

گتمت سرا بدالی منه بالگتم
Lau kuntu a’lamu annî mâ uwaqqiruhû
Katamtu sirron badâlî minhu bil katami

Seandainya aku tahu bahwa aku belum dapat menghormati tetamu tadi (uban); sudah tentu uban itu akan kututupi dengan warna inai,
من لی برد جماح من غوايتها

گما يرد جماح الخيل باللجم
Man lî biroddi jimâhin min ghowâyatihâ
Kamâ yuroddu jimâhul khoili billujumi

Siapakah kiranya yang dapat menolongku untuk mengawal keganasan nafsu; sebagaimana kuda yang garang itu dapat dikawal dengan tali hidungnya

فلا ترم بالمعاصی گسر شهوتها

إن الطعام يقوی شهوة النهم
Falâ tarum bil ma’âshî kasro syahwatihâ
Innath-tho’âma yuqowwî syahwatan-nahimi

Maka janganlah kau sekali-kali mengharapkan nafsu itu dapat dikalahkan dengan memperturutkan kehendaknya; Bagaikan makanan tidak akan dapat memuaskan nafsu makan, bahkan ia akan ketagihan bila diberi makan

والنفس گالطفل إن تهمله شب علی

حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
Wannafsu kaththifli in tuhmilhu syabba ‘alâ
Hubbir-’i wa in tafthimhu yanfathimi

Dan nafsu itu seperti kanak kanak jik
rodlôa engkau biarkan ia aka terus menyusu sampai tua, suka menyusu tetapi jika engkau berhentikan, ia akan berhenti
فاصرف هواها وحاذر ان توليه

إن الهوی ما تولی يصم او يصم
Fashrif hawâhâ wa hâdzir an tuwalliyahû
Innal hawâ mâ tawallâ yushmi aw yashimi

Maka kendalikanlah hawa nafsumu dan jangan diberikan kesempatan kepadanya untuk menguasai engkau; karena jika ia berkuasa, sudah pasti ia akan membutakan dan menulikanmu

وراعها وهي فی الأعمال سائمة

وإن هي استحلت المرعی فلا تسم
Warô’ihâ wahya fîl a’mâli sâ-imatun
Wa in hiya-stahlatil mar’â falâ tusimi

Jagalah nafsumu baik baik walaupun ia telah berlegar dalam ruang ketaatan; karena bila ia sudah menguasai suasana ia akan memesongkan tujuan ketaatan. Maka jangan engkau lengah dari menguasainya

گم حسنت لذة للمرء قاتلة

من حيث لم يدر أن السم فی الدسم
Kam hassanat ladzdzatan lil mar-i qôtilatan
Min haitsu lam yadri annas-summa fîd-dasami

Berapa banyak ia telah menipu orang. Ia menyajikan makanan yang kelihatannya segar, padahal didalamnya ada racun yang membunuh; Bukankah racun selalu diletakkan pada makanan yang lezat lezat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar